26 menit kemudian
Terlihat bis yg penuh dgn penumpang. Aku pun naik dengan gratis. Tentunya sambil berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Tak lama seseorang menoel ku dari belakang, ternyata si emang kondektur. Tanpa basa basi lagi kurogoh saku celanaku, ku ambil selembar uang lima ribu dan kuberikan padanya. Perjalanan yg kujalani ini sangatlah rumit dan berliku. Penuh dengan pengkolan & gajlugan. Aku pun tidak bisa diam, kuambil hp dan buka Facebook buat apdet status.
Tiba-tiba
orang yg duduk disampingku mabok (UTAH UGER) sialnya aboknya itu kena celanaku. Hadooh, Sabar sabar ngamuknya dalam hati saja. Aku pikir dia akan minta maaf, eh malah dingin-dingin saja. Maklumlah orang yang lagi pusing matak mabok juga. Sambil ngelapin celana yang kena abok huekkk. Sebel juga kepala jadi ikut pusing. Ngerokok dulu deh, untungnya bawa rokoknya pria. Sambil dinginin kepala ada yg komentar dalam hati "Hidup ini keras bung". Benar sekali hidup begitu keras, kita harus menjalaninya dengan ikhlas jangan banyak mengeluh. Tuh kan pahalanya langsung dapet tempat duduk. Dan pesbukan lagi, hingga tidak terasa sudah nyampe Nalegong.
Seperti biasa aku mampir dulu ke Warung Cai. Lalu aku kembali duduk, kali ini disamping Warung Tahu. Sambil ngerokok aku menunggu bis atau elf, angkot juga bisa untuk melanjutkan perjalananku. Beberapa elf telah lewat, aku menunggu yang kosong. Biar bisa duduk lah (padahal mh meh bisa sare). Atas izin Yang Maha Kuasa ada satu elf berhenti dan benar-benar kosong. Hanya ada dua orang penumpang, satu supir, dan satu kondektur. Bersama beberapa orang lainnya aku naik. Duduk sendiri di jok paling belakang. Dan ini yg aku tunggu . . .
ZzZzZ . . . ZzZzZ . . .
diketik dengan menggunakan tangan pada hape Nokia 6300 yang dibeungkeut karet dan keypad "back" hilang (jadi ngahapusna dicolok make korek api meunang mulung), di jok paling belakang elf jurusan Cirebon-Bandung...
Posting Komentar