Menjadikan Kereta Api Sebagai Tulang Punggung Transportasi di Indonesia

Kereta api merupakan moda transportasi massal dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh kereta api dari tarifnya yang murah, dapat mengangkut banyak penumpang, kecepatan dan ketepatan waktunya. Sudah seharusnya kereta api menjadi tulang punggung transportasi di Indonesia seperti di beberapa negara yang menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang utama, seperti negara Jepang dengan Shinkanshennya. Namun, pada kenyataannya kereta api dengan berbagai permasalahan di dalamnya mulai kalah pamor dibanding dengan moda transportasi yang lain.


Kereta Api dengan berbagai masalahnya
Berbagai masalah muncul pada moda transportasi kereta api ini. Dari mulai kurangnya armada, ketepatan waktu yang dipertanyakan, hingga ketertiban, kenyamanan dan keamanan penumpang.
Kereta api ekonomi yang menjadi primadona karena harga tiketnya yang murah, sehingga banyak masyarakat menggunakan kereta api kelas ini. Banyaknya penumpang tidak seimbang dengan jumlah armada rangkaian kereta api yang ada. Banyaknya penumpang yang tidak terangkut menyebabkan sebagian dari mereka nekat untuk naik di atap gerbong. Tentunya ini sangat berbahaya, bagi para penumpang terkadang mengganggu perjalanan kereta api itu sendiri. Para penumpang seperti itu nekat karena mereka takut terlambat masuk kerja atau sekolah dan berbagai kepentingan lainnya. PT. Kereta Api mulai kehabisan akal dalam mengatasi penumpang yang berada di atap gerbong. Dari mulai teguran, semprotan cat, penghalau koboy, bola-bola beton hingga mendatangkan ustad untuk memberi ceramah para penumpang akan bahaya naik di atap gerbong. Solusi terbaik dalam masalah ini adalah menambah jumlah armada rangkaian kereta api.
Satu masalah akan memunculkan berbagai masalah lain. Berdesak-desakan dalam gerbong merupakan hal yang biasa pada kereta api kelas ekonomi. Tidak jarang berbagai tindak kejahatan terjadi dari mulai pencopetan hingga pelecehan. Harga tiket yang murah bahkan bisa “naik dengan percuma” harus ditukar dengan kurangnya keamanan dan kenyamanan para penumpang.
Masalah lain yang dialami adalah banyaknya keterlambatan perjalanan. Keterlambatan ini akibat dari gangguan persinyalan, mesin lokomotif dan berbagai sarana kereta api. Kereta api yang merupakan warisan Belanda pada masa penjajahan, sehingga banyak sarana prasarana kereta api telah berusia tua bahkan tidak sedikit yang mulai usang, dari mulai lokomotif, gerbong, sistem persinyalan, rel hingga jembatan. Bila semua sarana pendukungnya bagus perjalanan kereta api akan lancar dan tepat waktu sesuai jadwal. Apabila satu rangkaian kereta api terganggu atau mogok, maka perjalanan rangkaian kereta lainnya juga akan terganggu karena hanya satu rel saja yang bisa dilewati.
Kereta api kelas ekonomi yang mengangkut 80% dari keseluruhan pengguna jasa kereta api harga tiketnya di bawah biaya operasional. Seharusnya harga tiket kereta bisa digunakan untuk biaya operasional dan biaya perawatan. Untuk menutupi itu pemerintah mengeluarkan subsidi sebagai kewajiban pelayanan umum. Pada kenyataannya anggaran subsidi yang dikeluarkan pemerintah masih jauh dari cukup, sehingga PT. KA menyiasatinya dengan berbagai cara seperti dengan menunda pembaruan dan perawatan sarana pendukung, selama itu masih bisa dipakai padahal sudah tidak layak pakai. Biaya yang seharusnya dipakai untuk pengadaan armada rangkaian kereta baru terpakai untuk menambah kekurangan biaya perawatan. Pemerintah semestinya meningkatkan subsidi ini untuk biaya perawatan sarana pendukung kereta api. Solusinya mesti ada perawatan dan pembaruan untuk berbagai sarana pendukung kereta api. Tentunya ini akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kereta api kelas bisnis tidak seberuntung kelas ekonomi yang memiliki banyak pengguna. Harga tiket yang tinggi sementara fasilitas tidak jauh berda dengan kelas ekonomi dan ketepatan waktu yang diragukan membuatnya kurang diminati. Terbukti dengan dikuranginya rangkaian perjalanan kelas bisnis pada kereta api Argo Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta maupun sebaliknya. Dan juga akan dihapusnya perjalanan kereta api Mutiara Selatan jurusan Bandung-Surabaya dan sebaliknya jika okupansi penumpangnya tidak meningkat.
Berkurangnya minat masyarakat dalam menggunakan jasa kereta api meningkat semenjak banyak dibangun jalan tol. Sehingga masyarakat beralih menggunakan moda transportasi roda karet karena harganya terjangkau dan waktu perjalanan yang tidak jauh berbeda dengan kereta api.
Sepertinya PT. Kereta Api selaku satu-satunya pengelola moda transportasi ini tidak berbuat banyak terhadap masalah diatas, tidak adanya persaingan membuatnya seperti berleha-leha membuat perubahan. Tidak seperti moda transportasi roda karet, banyaknya perusahaan bus membuat persaingan semakin ketat dan berbagai inovasi dibuat oleh satu perusahaan agar tidak kalah dengan perusahaan lainnya. Dengan meningkatkan kenyamanan dan menambahkan berbagai fasilitas didalamnya. Sekarang di dalam bus sudah banyak yang dipasang Wi-Fi.
Kesadaran masyarakat sebagai pengguna jasa kereta api juga penting. Patuhi segala aturan yang ada. Untuk meningkatkan ketertiban sehingga tercipta kenyamanan dalam berkereta api. Kesadaran untuk membeli tiket untuk keberlangsungan kereta api. Kereta api ada dan dibiayai dari tiket yang dibeli.


Kereta Api dapat mengatasi berbagai masalah
Meningkatnya pengguna kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan raya. Sehingga masalah kemacetan terjadi dimana-mana. Jika dibiarkan terus-menerus ini akan menjadi masalah yang besar. Untuk mengatasinya, kereta api sebagai transportasi massal dapat menjawab berbagai permasalahan yang ada.
Kereta api sebagai transportasi massal bisa mengangkut hingga ratusan penumpang. Bayangkan jika para pengguna kendaraan beralih menggunakan kereta api. Ini akan mengurangi jumlah kendaraan yang ada tentunya ini akan mengurangi kemacetan. Tidak hanya itu, masalah pencemaran udara akan berkurang. Bandingkan asap knalpot dari 200 motor, dengan asap dari satu rangkaian kereta api. Ini akan memperbaiki kualitas udara terutama di kota-kota besar.
Hal diatas dapat dilaksanakan apabila PT. KA serius mengelola moda transportasi massal yang memiliki banyak peluang ini. Perbaikan sarana dan pelayanan, berbagai inovasi dilakukan untuk menarik masayarakat untuk menggunakan moda transportasi kereta api.
Peran pemerintah juga dibutuhkan dalam hal ini. Saat ini pemerintah hanya mengembangkan sarana transportasi berupa jalan raya terutama jalan tol. Padahal pembangunan jalan tol dimana-mana akan meningkatkan jumlah pengguna kendaraan roda karet. Seandainya pemerintah serius mengembangkan dan meningkatkan sarana jalan rel, menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang utama. Dengan berkurangnya pengguna kendaraan bermotor maka akan berkurang juga konsumsi BBM yang juga disubsidi oleh pemerintah. Dengan kata lain pemerintah bisa menghemat subsidi BBM atau subsidi tersebut bisa dialihkan untuk perawatan peningkatan sarana pendukung kereta api, menambah jumlah armada lokomotif, gerbong, dan segala keperluan lainnya. Jika perlu dibangun jalur-jalur baru yang menghubungkan tempat-tempat yang strategis. Berbagai perubahan dan perbaikan akan membuat perjalanan kereta api aman, nyaman, lancar dan tepat waktu sehingga tumbuh kepercayaan dari masyarakat untuk beralih menggunakan kereta api.
Yang paling penting adalah dukungan dari masyarakat itu sendiri sebagai pengguna jasa kereta api. Menghargai, merawat, dan tidak merusak kereta api sebagai fasilitas publik. Karena masyarakat sendirilah yang menentukan berlanjut atau tidaknya keberlangsungan hidup moda tranportasi kereta api.
Semoga dengan perkembangan pesat moda transportasi kereta api, berkembang pesat pula negara Indonesia. Seperti negara Jepang yang maju dengan kereta Shinkanshennya.

Tidak selamanya yang pahit terasa pahit meskipun rasanya memang pahit

Udara malam ini cukup sejuk, tetapi tidak cukup sejuk untuk menyejukan hatiku. Langit malam ini penuh dengan bintang bagaikan kismis yang ditabur di martabak spesial kismis. Namun, aku tidak menemukan sang dewi malam, sang rembulan yang biasa menyinari bumi di malam hari. Tanpa bulan rasanya malam ini kurang lengkap, bagaikan ketan bakar tidak pakai sambal oncom. Layaknya malam ini ada sesuatu yang kurang lengkap yang aku rasakan.
Terpuruk dalam kegelapan yang membutakan. Menghilangkan setiap perasaan dalam diri. Perasaan yang membuat bingung setiap manusia yang merasakan. Sebuah perasaan yang memiliki kemampuan untuk membuat manusia tertawa, bahagia, haru, sedih, menangis, bingung bahkan membuat gila. Mungkin akibat perasaan ini membuat hati redup bagai malam tanpa bulan. Perasaan yang membuat manusia bisa menjadi sakti, kuat, lemah, dan terpuruk. Teringat sebuah lirik lagu “Demi Cinta yang membara ku rela menggenggam bara api” inilah efek dari perasaan ini, dari manusia biasa menjadi manusia hebat dan sakti karena rela untuk menggenggam bara api yang tentunya itu sangat panas, mungkin dengan perasaan itu panas tidak akan terasa panas meskipun kenyataannya panas.
Saat ini aku mulai dilanda kebosanan, tunduk terhadap perasaan yang tidak menentu ini, yang membawa aku dalam keterpurukan. Aku tidak ingin terjerembab ke lubang yang lebih dalam. Terjatuh pasti terjadi, tetapi keinginan untuk bangkit atau hanya diam di tempat dan menunggu dewa penolong yang datang atau bahkan mati di tempat adalah sebuah pilihan. Dan saat ini aku memilih untuk bangkit dari keterpurukan ini. “Show Must Go On” masih banyak hal yang lebih berarti yang dapat kita lakukan, daripada berdiam diri dalam keterpurukan. Hidup ini keras bung, jangan mengeluh, terus semangat menjalani hidup yang penuh dengan warna ini. Bersyukur membuat segala yang terjadi terhadap kita membuat hidup ini terasa nikmat. Bagai makan gehu si babeh yang gosong dan rasanya pasti pahit akan terasa enak ketika kita menikmatinya meskipun rasanya tetap pahit.
Jadi, tidak selamanya hidup ini redup dan pahit . . . .

(Diketik di komputer server warnet Sawargi. Malam Minggu yang ternyata sudah hari Minggu, 25 Maret 2012 pukul 00.30 WIB. mendengarkan lagu “Sik Asik-Ayu Ting-ting”. Dengan keadaan setengah mimpi, punteun upami teu nyambung maklum tunduh tapi na hayang ngetik)